Cerita dan Atmosfer Candi Borobudur sebagai Faktor Kunci Daya Tarik Destinasi MICE Berbasis Budaya

cerita candi borobudur sebagai daya tarik destinasi mice

Baru-baru ini, perhatian dunia kembali tertuju pada cerita Candi Borobudur setelah kunjungan Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Dalam kunjungan kenegaraan tersebut, Macron tidak hanya berinteraksi dengan Presiden Indonesia. Akan tetapi juga mengunjungi salah satu ikon candi terbesar di Asia Tenggara, yakni Candi Borobudur. Kunjungan ini bukan hanya bentuk penghargaan terhadap kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga sinyal kuat bahwa Borobudur memiliki daya tarik global, tidak hanya sebagai destinasi wisata budaya dan spiritual, tetapi juga sebagai lokasi ideal untuk penyelenggaraan kegiatan berskala internasional, termasuk sektor MICE. Mari kita bahas selengkapnya. 

Mengenal Konsep MICE dan Relevansinya di Era Pariwisata Modern

MICE adalah singkatan dari Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions. Ini adalah segmen pariwisata yang melibatkan perjalanan untuk keperluan bisnis, konferensi, pelatihan, hingga pameran berskala besar. Berbeda dengan wisata rekreasi biasa, MICE melibatkan perencanaan yang kompleks, lokasi yang representatif, serta infrastruktur penunjang yang memadai.

Di era pariwisata modern, MICE menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi lokal. Kegiatan ini membawa multiplier effect yang signifikan, mulai dari peningkatan okupansi hotel, konsumsi produk lokal, hingga promosi budaya daerah. Oleh karena itu, banyak negara dan kota berlomba-lomba mengembangkan destinasi MICE, dan Borobudur adalah salah satu kandidat kuat yang kini menarik perhatian internasional.

Baca Juga: MICE Indonesia Mengintegrasikan 5 Sektor Utama Ekonomi Kreatif

Daya Tarik Borobudur sebagai Destinasi MICE

Borobudur menawarkan sesuatu yang tidak dimiliki destinasi MICE lainnya. Seperti pengalaman spiritual dan budaya yang kental dalam suasana yang penuh ketenangan. Di tengah persaingan global, keunikan ini menjadi nilai jual yang sangat berharga. Berikut adalah sejumlah alasan mengapa Borobudur patut menjadi pertimbangan sebagai destinasi MICE kelas dunia.

Cerita Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah mahakarya arsitektur Buddha terbesar di dunia, dibangun pada abad ke-8 oleh Dinasti Syailendra. Selain terkenal sebagai situs warisan dunia UNESCO, Borobudur juga menyimpan nilai-nilai filosofi yang mendalam. Relief-relief di dindingnya menggambarkan ajaran moral, perjalanan hidup, dan prinsip harmoni. Candi ini bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga tempat refleksi spiritual dan kontemplasi, menjadikannya latar yang ideal untuk kegiatan-kegiatan MICE yang bernuansa pendidikan, pemikiran, dan pengembangan diri.

Lokasi Strategis dan Dukungan Infrastruktur

Borobudur terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang mudah diakses dari dua kota besar, yakni Yogyakarta dan Semarang. Adanya Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) dan rencana pengembangan jalur kereta cepat semakin mendukung konektivitas Borobudur dengan kota-kota besar lainnya.

Infrastruktur pendukung seperti hotel berbintang, resort, pusat konvensi, serta layanan transportasi juga semakin berkembang. Pemerintah pusat dan daerah secara aktif mendorong pembangunan sarana MICE yang terintegrasi dengan kawasan Borobudur melalui program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Keindahan Alam dan Atmosfer Religius

Salah satu keunggulan Borobudur sebagai destinasi MICE adalah keindahan alamnya. Terletak di antara perbukitan Menoreh dan Gunung Merapi-Merbabu, Borobudur menawarkan lanskap yang menyejukkan dan inspiratif. Hal ini menjadikan Borobudur cocok untuk kegiatan retreat, pelatihan kepemimpinan, gathering perusahaan, hingga forum lintas agama dan budaya.

Atmosfer religius yang tenang dan sakral juga memberi nilai tambah tersendiri. Kegiatan MICE yang terselenggara di sini tidak hanya memberikan hasil profesional. Akan tetapi juga membawa dampak emosional dan spiritual yang mendalam bagi peserta.

Baca Juga: Industri MICE: Peluang Kerja Menjanjikan di Tengah Badai PHK

Contoh Nyata Event MICE di Borobudur

Borobudur bukan hanya siap secara konsep, tetapi juga telah terbukti sebagai lokasi berbagai kegiatan berskala nasional dan internasional. Beberapa contoh acara yang menegaskan kapasitas Borobudur sebagai destinasi MICE antara lain:

Kunjungan Kaisar Jepang 

Salah satu momen bersejarah di Candi Borobudur adalah kunjungan Kaisar Jepang Naruhito bersama istrinya yang didampingi oleh mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Kunjungan tersebut berlangsung dengan nuansa khidmat dan penuh penghormatan terhadap nilai-nilai budaya dan spiritual Borobudur. Kehadiran pemimpin tertinggi dari Jepang ini menjadi bukti nyata bahwa Borobudur tidak hanya terkenal sebagai warisan budaya Indonesia, tetapi juga sebagai simbol perdamaian dan diplomasi global. Acara kunjungan ini juga dapat dikategorikan sebagai bagian dari agenda MICE kenegaraan dengan dampak citra yang besar terhadap pariwisata Indonesia.

Meetings Presiden Prabowo dengan Presiden Emmanuel Macron

Tak hanya Kaisar Jepang saja, dalam kunjungan terbarunya ke Indonesia, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga melakukan pertemuan informal dengan Presiden Prabowo Subianto di kawasan Borobudur. Pertemuan ini memperlihatkan bahwa kawasan ini bisa menjadi lokasi strategis untuk pertemuan tingkat tinggi, dengan latar budaya yang memperkuat simbol persahabatan antarbangsa.

Selain itu, cerita candi borobudur yang kental akan nilai sejarah dan spiritualitas juga menjadi poin daya tarik tersendiri mengapa banyak pemimpin negara mengunjungi candi ini. Momen ini sekaligus menunjukkan bahwa Borobudur mampu mengakomodasi kegiatan MICE dengan nuansa kenegaraan yang elegan dan bermartabat. Kehadiran dua kepala negara di situs warisan dunia ini juga secara tidak langsung menjadi promosi global atas kapasitas Borobudur sebagai destinasi yang siap menyambut forum-forum internasional.

Borobudur International Conference

Ajang konferensi internasional ini telah beberapa kali terselenggara dan mengangkat tema lintas disiplin seperti agama, budaya, sejarah, hingga isu-isu global. Para tokoh budaya dan agama dari berbagai komunitas hadir dalam konferensi internasional ini. Tema dan pembahasan yang diangkat biasanya seputar kemanusiaan, peradaban, dan perdamaian. Seperti di Tahun 2025 ini, Borobudur International Conference mengangkat tema The Inspiration for World Peace and Harmonye. Di acara yang telah terselenggara pada 9 Mei 2025 kemarin, hadir pula biksu dari Tibet yang juga turut meramaikan acara ini. Dengan latar belakang sejarah dan cerita candi borobudur yang kental akan nilai spiritualitas menjadikan lokasi ini cocok untuk acara konferensi tersebut. 

Borobudur International Bike Week (BIBW) 2025

Event ini menjadi daya tarik tersendiri bagi komunitas otomotif dan pecinta olahraga ekstrem. BIBW menggabungkan nuansa olahraga, petualangan, dan budaya lokal, serta melibatkan UMKM dan komunitas seni di sekitar Borobudur. MICE dalam format ini tidak hanya menguntungkan dari sisi ekonomi, tetapi juga memperkuat brand Borobudur sebagai destinasi dinamis dan serbaguna.

Sound of Borobudur

Sound of Borobudur adalah festival musik dan budaya yang menghadirkan interpretasi bunyi dari relief-relief alat musik di dinding candi. Acara ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga edukasi budaya yang menarik bagi peserta MICE dengan minat di bidang seni dan sejarah. Festival ini berhasil menarik partisipasi seniman lokal dan internasional, sekaligus mempromosikan pariwisata berbasis budaya.

Baca Juga: Perlukah Transformasi Green Event di Industri MICE Indonesia?

Mendorong MICE Berkelanjutan di Borobudur

Kekuatan Borobudur terletak pada kemampuannya menggabungkan nila-nilai budaya, spiritual, alam, dan cerita candi borobudur dalam satu pengalaman menyeluruh. Untuk menjadikan Borobudur sebagai destinasi MICE unggulan, perlu ada pendekatan perencanaan yang berkelanjutan dan kolaboratif. Baik antara pemerintah, masyarakat, maupun pelaku industri. Perhatian terhadap daya dukung lingkungan, pelibatan komunitas lokal, serta penyelenggaraan event yang ramah budaya akan menjadi kunci utama keberhasilan jangka panjang.

Sebagai bagian dari upaya mendorong perencanaan MICE yang berkelanjutan dan profesional di kawasan Borobudur, penting pula untuk memastikan bahwa sumber daya manusia yang terlibat memiliki kompetensi yang terstandar. Di sinilah peran Sertifikasi MICE menjadi sangat relevan. Melalui LSPP Jana Dharma Indonesia, para pelaku industri, penyelenggara event, hingga aparatur pemerintah daerah bisa mengikuti program sertifikasi di bidang MICE yang telah dirancang sesuai kebutuhan industri saat ini. 

Sertifikasi ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas individu. Akan tetapi juga memastikan bahwa setiap kegiatan MICE yang diselenggarakan, khususnya di kawasan budaya seperti Borobudur, dilakukan dengan tata kelola profesional, berbasis regulasi, serta tetap menghormati nilai lokal. Bagi kamu yang ingin menjadi bagian dari pembangunan pariwisata berkualitas dan berkelas dunia, ini saatnya mengambil langkah nyata melalui sertifikasi yang diakui secara nasional.

Info lebih lanjut, kamu dapat menghubungi:

Alamat Kantor Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Jana Dharma Indonesia:

Jl. Arimbi No.01, Kragilan, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55284