fbpx

Ini Panduan Komprehensif Untuk Kamu yang Ingin Berkarir di Email Marketing

panduan komprehensif karir email marketing

Di era digital yang dipenuhi berbagai kanal pemasaran, email marketing tetap menjadi salah satu strategi paling efektif untuk membangun hubungan dengan pelanggan. Lebih dari sekadar mengirim promo, email marketing adalah seni berkomunikasi yang memadukan kreativitas, analisis data, dan strategi bisnis. Namun, apa sebenarnya definisi lengkap dari email marketing? Bagaimana peran seorang email marketing specialist dalam sebuah tim? Berapa kisaran gaji yang bisa diharapkan di bidang ini, dan seperti apa peluang karirnya ke depan? Mari kita mulai pelajari selengkapnya dalam pembahasan berikut. 

Apakah Sudah Familiar dengan Email Marketing?

Di tengah gempuran media sosial dan iklan digital berbayar, email marketing masih menjadi salah satu strategi pemasaran paling efektif dan hemat biaya yang bisa digunakan oleh berbagai jenis bisnis. Email marketing adalah teknik pemasaran digital yang memanfaatkan email sebagai media untuk mengirimkan pesan promosi, edukasi, atau komunikasi langsung kepada pelanggan atau calon pelanggan.

Banyak yang mengira bahwa email marketing sudah tidak relevan karena dianggap kuno dan membosankan. Namun kenyataannya, email masih menjadi salah satu kanal komunikasi dengan return on investment (ROI) tertinggi. Menurut beberapa riset, rata-rata ROI email marketing bisa mencapai $36 untuk setiap $1 yang dikeluarkan, jauh melampaui kanal pemasaran digital lainnya.

Dengan email marketing, bisnis dapat membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan, meningkatkan loyalitas serta mengedukasi pasar. Selain itu, juga bisa mengarahkan traffic ke website atau e-commerce. Yang terpenting, email marketing bersifat personal, bisa disesuaikan berdasarkan data perilaku pelanggan, dan tidak tergantung pada algoritma platform pihak ketiga seperti media sosial.

BACA JUGA: 5 Profesi Digital Marketing 2025 Menjanjikan yang Bisa Kamu Pilih

Jobdesk Email Marketing

Seiring pentingnya peran email dalam strategi digital, profesi email marketer atau email marketing specialist pun semakin banyak dicari. Tugas mereka bukan hanya mengirimkan email massal, tetapi mencakup berbagai aspek strategi dan eksekusi kampanye yang lebih kompleks dan terukur. Berikut ini beberapa jobdesk utama dari seorang email marketing specialist:

1. Merancang Strategi Kampanye Email

Seorang email marketer bertanggung jawab untuk membuat perencanaan kampanye email yang sejalan dengan tujuan pemasaran, baik itu untuk peluncuran produk, promosi musiman, hingga kampanye edukatif. Ini termasuk menentukan jenis email (newsletter, email promosi, onboarding, retargeting, dll) dan frekuensinya.

Ini melibatkan pemetaan customer journey untuk menentukan jenis email yang tepat pada setiap tahap, mulai dari welcome series bagi pelanggan baru, nurturring campaign untuk memandu prospek, hingga re-engagement email untuk audiens yang tidak aktif. Perencanaan ini juga harus mempertimbangkan aspek timing, seperti penjadwalan campaign promo menjelang hari besar atau pengiriman konten edukasi secara berkala. Selain itu, email marketer perlu berkoordinasi dengan tim produk, penjualan, dan kreatif untuk memastikan pesan yang disampaikan konsisten di semua kanal.

2. Membuat dan Mengelola Daftar Email

Mengelola database email adalah tugas penting yang harus dilakukan dengan hati-hati. Email marketer harus memastikan bahwa daftar yang digunakan adalah pelanggan yang telah memberikan persetujuan (opt-in), serta memelihara kebersihan daftar dengan menghapus kontak tidak aktif dan memperbarui data. Tanpa manajemen daftar yang baik, seluruh upaya email marketing bisa menjadi tidak efektif karena masalah deliverability atau bahkan melanggar regulasi privasi data.

3. Menyusun Konten dan Desain Email

Konten adalah kunci dalam email marketing. Jobdesk ini mencakup penulisan subject line yang menarik, isi email yang persuasive, call to action (CTA) yang jelas, serta tata letak yang responsif dan user-friendly. Email marketer sering kali bekerja sama dengan copywriter dan desainer grafis untuk membuat konten visual yang engaging.

4. Segmentasi dan Personalisasi

Email yang dikirimkan secara massal tanpa segmentasi cenderung memiliki performa rendah. Oleh karena itu, email marketer harus mampu memecah daftar email menjadi beberapa segmen berdasarkan data perilaku, demografi, atau histori pembelian untuk mengirimkan pesan yang lebih relevan dan personal. Tingkat personalisasi bisa bervariasi dari yang sederhana seperti penyertaan nama penerima, hingga rekomendasi produk berbasis machine learning. Mereka juga harus mengembangkan dynamic content yang mampu menyesuaikan tampilan email secara otomatis berdasarkan profil penerima.

5. Pengujian dan Optimasi (A/B Testing)

Untuk meningkatkan efektivitas kampanye, email marketer melakukan A/B testing pada berbagai elemen seperti subject line, waktu pengiriman, isi email, hingga desain CTA. Hasil pengujian ini digunakan untuk mengoptimalkan performa email selanjutnya.

 Selain A/B testing, mereka juga melakukan multivariate testing untuk kombinasi elemen yang lebih kompleks. Data hasil pengujian ini kemudian menjadi dasar untuk membuat hypothesis baru dalam siklus improvement berkelanjutan.

6. Analisis dan Pelaporan

Email marketing harus selalu diukur performanya. Seorang email marketer bertugas menganalisis metrik penting seperti open rate, click-through rate (CTR), bounce rate, dan conversion rate. Kemudian juga membuat laporan untuk evaluasi dan pengambilan keputusan selanjutnya.

Mereka juga perlu mengidentifikasi early warning signs seperti penurunan engagement rate atau peningkatan unsubscribe rate yang tidak normal. Komunikasi hasil analisis ini harus disajikan dalam format yang mudah dipahami oleh stakeholder dengan berbagai tingkat technical knowledge, dari tim kreatif hingga manajemen eksekutif.

Gaji dan Peluang Karir Email Marketing

Dengan tingginya kebutuhan akan strategi pemasaran digital yang efektif dan terukur, profesi email marketing menjadi salah satu bidang yang menjanjikan dari segi karir maupun pendapatan. Gaji seorang email marketing specialist bervariasi tergantung lokasi, pengalaman, dan skala perusahaan.

Di Indonesia, rata-rata gaji email marketer berkisar antara Rp5 juta hingga Rp12 juta per bulan untuk level junior hingga menengah. Sementara itu, untuk level senior atau strategis (email marketing manager), gaji bisa mencapai Rp15 juta hingga Rp25 juta per bulan. Terutama di perusahaan startup, e-commerce besar, atau agensi digital.

Selain itu, profesi ini juga sangat memungkinkan untuk bekerja secara remote, menjadikannya pilihan karir menarik bagi freelancer maupun pekerja digital nomad. Tak hanya itu, peluang karir di bidang email marketing juga fleksibel dan berkembang. Seorang email marketer bisa berkembang menjadi digital marketing strategist, CRM specialist, marketing automation expert, bahkan chief marketing officer (CMO) jika memiliki pengalaman dan portofolio yang kuat.

BACA JUGA: Lingkup Kerja, Skill, dan Tantangan sebagai Ads Specialist

Tantangan Email Marketing

Meski terlihat sederhana, menjalankan kampanye email marketing yang sukses tidaklah mudah. Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh email marketer dalam menjalankan pekerjaannya secara efektif:

1. Menembus Kotak Masuk (Inbox Placement)

Salah satu tantangan utama dalam email marketing adalah memastikan email benar-benar sampai ke kotak masuk penerima. Bukan hanya tersaring ke folder spam atau promosi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh reputasi domain pengirim, di mana penyedia layanan email seperti Gmail atau Outlook menggunakan algoritma kompleks untuk menilai kredibilitas pengirim. Jika sebuah domain sering memicu keluhan spam atau menunjukkan tingkat bounce yang tinggi, penyedia email cenderung mengalihkan pesan ke folder spam atau promosi.

Selain itu, kualitas daftar penerima juga berperan penting, menggunakan alamat email yang tidak diverifikasi atau dibeli dari pihak ketiga dapat memperburuk deliverability. Frekuensi pengiriman yang terlalu padat dalam waktu singkat juga bisa memicu tanda-tanda spam, terutama jika tidak diimbangi dengan engagement yang baik dari penerima.

2. Tingkat Open Rate dan Click Rate yang Rendah

Meskipun email berhasil terkirim, tidak ada jaminan bahwa penerima akan membuka atau berinteraksi dengan konten di dalamnya. Subject line yang membosankan dan generik membuat penerima mengabaikan email, sementara preheader text yang tidak relevan semakin mematikan minat pembaca. Waktu pengiriman juga memegang peran penting, karena kebiasaan audiens dalam membuka email sangat bervariasi.

Misalnya, profesional mungkin lebih aktif membuka email pada hari kerja, sementara konsumen umum lebih responsif di akhir pekan. Konten email yang terlalu panjang, tidak terstruktur dengan baik, atau tidak memiliki call-to-action yang jelas juga berkontribusi pada rendahnya tingkat klik. Bahkan desain yang monoton atau terlalu berfokus pada promosi tanpa memberikan nilai tambah bisa membuat penerima enggan berinteraksi lebih lanjut.

3. Kebosanan Audiens dan Unsubscribe

Email marketing yang tidak terkelola baik berisiko membuat audiens jenuh dan merasa terganggu. Hal ini dapat berujung pada peningkatan angka unsubscribe. Frekuensi pengiriman yang terlalu tinggi tanpa alasan yang kuat juga sering menjadi pemicu utama kelelahan audiens. Seperti diskon mendadak atau informasi penting yang tidak dipersonalisasi

Selain itu, ketidak relevanan konten, misalnya, mengirim promo produk yang sama berulang kali kepada seluruh daftar tanpa mempertimbangkan minat spesifik dapat mempercepat keputusan penerima untuk berhenti berlangganan. Email yang hanya berfokus pada penjualan tanpa menyajikan konten edukatif, hiburan, atau manfaat eksklusif lainnya menimbulkan kesan sebagai gangguan, bukan sebagai sumber nilai. Bahkan template yang statis dan tidak pernah berinovasi dari waktu ke waktu bisa memperparah kebosanan ini.

4. Menyesuaikan dengan Perangkat dan Platform

Dengan semakin beragamnya perangkat yang digunakan untuk mengakses email. Mulai dari desktop, tablet, hingga smartphone menjadi sebuah tantangan dalam memastikan tampilan yang optimal menjadi semakin kompleks. Tanpa desain responsif, email akan menampilkan teks tidak terbaca, gambar terpotong, dan layout berantakan di layar smartphone. Tombol call to action yang sulit di klik karena ukurannya tidak sesuai dengan layar sentuh juga sering menjadi masalah, terutama jika penerima menggunakan ponsel.

Selain itu, perbedaan rendering email di berbagai platform (seperti Gmail, Outlook, atau Apple Mail) menuntut pendekatan desain yang lebih hati-hati. Hal ini karena ketidakkonsistenan tampilan bisa mengurangi profesionalitas dan kepercayaan audiens. Bahkan kecepatan loading gambar yang lambat karena ukuran file terlalu besar dapat membuat penerima meninggalkan email sebelum sempat melihat isinya.

5. Mengelola Segmentasi dan Automasi

Seiring pertumbuhan basis data pelanggan, proses segmentasi audiens dan penerapan automasi email menjadi semakin menantang. Membagi penerima berdasarkan kriteria seperti riwayat pembelian, tingkat engagement, atau preferensi personal memerlukan pengelolaan data yang cermat dan sistematis. Kesalahan dalam segmentasi seperti mengirim konten yang tidak sesuai dengan minat kelompok tertentu dapat mengurangi efektivitas kampanye.

Di sisi lain, automasi yang terlalu kaku atau kurang personalisasi, seperti email ucapan ulang tahun yang sama untuk semua pelanggan, justru bisa membuat interaksi terasa tidak autentik. Integrasi antara platform email marketing dengan sistem lain, seperti toko online atau CRM, juga kerap menghadapi kendala teknis. Terutama jika sinkronisasi data tidak berjalan lancar. Tantangan semakin besar ketika mencoba menyeimbangkan antara efisiensi automasi dan sentuhan manusiawi yang membuat audiens merasa terhubung.

Seiring meningkatnya kebutuhan industri terhadap tenaga ahli digital, khususnya di bidang email marketing. Penting bagi para profesional untuk tidak hanya memiliki keterampilan, tetapi juga pengakuan kompetensi yang resmi. Di tengah persaingan pasar kerja yang semakin ketat, memiliki sertifikasi Digital Marketing menjadi nilai tambah yang signifikan. Baik untuk meningkatkan karir maupun kepercayaan dari klien atau perusahaan.

Melalui LSP Jana Dharma Indonesia, kamu dapat mengikuti proses sertifikasi Digital Marketing yang berstandar dan terpercaya, mencakup berbagai bidang seperti email marketing, SEO specialist, hingga social media advertising. Sertifikasi ini bukan hanya bukti kompetensi, tapi juga pintu masuk menuju peluang kerja yang lebih luas di era digital saat ini. Mulailah langkah profesional Kamu bersama LSP Jana Dharma Indonesia. Hal ini karena dunia digital butuh praktisi yang tidak hanya bisa, tetapi juga terbukti mampu bersaing.

Info lebih lanjut, kamu dapat menghubungi:

Alamat Kantor Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Jana Dharma Indonesia:

Jl. Arimbi No.01, Kragilan, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55284