BNP2TKI Gelar Fasilitasi Sertifikasi Kompetensi TKI Spa Terapi
Jakarta, BNP2TKI, Kamis (19/9) -Permintaan tenaga kerja spa terapi mendorong pemerintah maupun swasta menyiapkan ketersediaan SDM TKI yang berkualitas. Guna memperkuat penyediaan calon TKI yang profesional, Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN II BNP2TKI menyelenggarakan kegiatan fasilitasi sertifikasi kompetensi dan penyusunan kurikulum sektor spa terapi.”Permasalahan saat ini, sering terjadi suplai tidak sesuai permintaan. Perlu ‘bridging the gap’ melalui harmonisasi dengan mengikuti pelatihan kerja yang profesional agar mampu bersaing di pasar global,” ujar Direktur Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN II Elia Rosalina Sunityo ditemui di ruang kerjanya, di Jakarta, Kamis (19/9). Acara tersebut akan berlangsung di Bogor 23-24 September 2013, menghadirkan beberapa narasumber yaitu Deputi KLN dan Promosi BNP2TKI, Deputi Penempatan BNP2TKI, Dirjen Binalatas Kemnakertrans, Kepala BNSP, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan Ditjen PAUDNI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kapus Kompetensi Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Kemparekraf.
Sedangkan pesertanya dari pimpinan Lembaga Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Mooryati Soedibyo (LPPMS), lembaga pendidikan pariwisata/Hospitality/spa terapi, BP3TKI Bali, LSK, LSP, SMK Kesehatan,
Menurut Elin, harmonisasi dilakukan untuk memadupadankan suplai dengan permintaan (demand) untuk peningkatan kualitas calon TKI yang profesional untuk merebut peluang kesempatan di luar negeri.
Ia menjelaskan keberhasilan pemerintah di dalam penempatan tenaga kerja ke luar negeri sangat ditentukan oleh kesesuaian penyediaan tenaga kerja berkompeten dan tersertifikasi sesuai dengan karakteristik seperti kualifikasi kompetensi, tingkat jenis jabatan, jenis kelamin, minat dan bakat yang diperlukan sesuai kebutuhan dalam kerangka penempatan tenaga kerja profesional berkompeten.
“Kami mengharapkan dari kegiatan ini dapat diperoleh rekomendasi sertifikasi penyusunan kurikulum silabus pelatihan bagi lembaga-lembaga spa terapi sesuai dengan kompetensi Internasional,” katanya. (zul/toh/b)
Tinggalkan Balasan